Ulbah bin Zaid sang Faqir yang Dermawan - Belajar Islam Ahlussunnah

Berita Tentang Islam - . Kisah Mengharukan , Ulbah bin Zaid sang Faqir yang Dermawan
------------------------------

Sahabat Ulbah bin Zaid adalah salah satu potret sang faqir yang senang memberi.
Lantas apa yang mampu dia infakkan?
Padahal tidak mempunyai apa-apa.
Mengapa Allah menyimak doa-doanya? Padahal tidak ikut andil dalam berjihad.
Pasti dia mempunyai keistimewaan.
Apa sih keistimewaannya?
Mari kita simak kisahnya....

Kisah sahabat
Kіѕаh ѕоbаt ulbаh bіn zаіd



Ulbаh bіn Zаіd yaitu salah seorang tеmаn Rаѕulullаh Shаllаllаhu ‘аlаіhі Wа Sаllаm dan dia ialah salah satu potret kedermawanan si faqir. Bagaimana si faqir gemar memberi? Ini yaitu hal yang hebat. Biasanya kedermawanan berasal dari yang kaya. Ulbah bin Zaid si faqir yang sungguh gemar memberi.

Ketika itu isu terkini paceklik sedang melanda kota Madinah. Ekonomi kaum muslimin sedang sulit. Musim panas sedang berada di puncak. Angin trend itu juga membawa hawa panas. Debu-debu beterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah masyarakatkota Madinah. Kulit serasa diiris , mata perih mirip diteteskan  air cuka pada luka. Bagi masyarakatMadinah animo panas mirip itu lazimnya mereka lebih memilih untuk istirahat di rumah atau tinggal di kebun mereka sambil memetik kurma muda yang memang lagi ranum-ranumnya. Karena pohon kurma berbuah pada isu terkini panas.

Tahun itu bertepatan dengan Tahun kesembilan Hijrah , satu bulan menjelang Ramadhan. Bagi sahabat Rasulullah pertumbuhan politik Islam di Madinah sangat luar biasa alasannya efek  dari pengiriman surat-surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada semua Raja yang diketahui oleh bangsa Arab yang menambah panas kondisi baginya. Karena kelompok sahabat sudah tersebar info akan antisipasi bala serdadu Romawi sebagai negara yang terbesar ketika itu. Sebagai tindak lanjut dari Perang Mut’ah yang sangat populer itu , Romawi tidak puas dengan hasil yang mereka diperoleh pada peperangan tersebut terlebih dia yakni pertempuran Arab melawan Romawi yaitu yang kita kenal dengan Perang Tabuk. Di sinilah kisah Ulbаh bіn Zаіd. Dia diselipkan oleh sejarah di dalam sejarah perang Tabuk. Peperangan bagi orang Arab pertama kali melawan Romawi.

Kali ini Rаѕulullаh Shаllаllаhu ‘аlаіhі Wа Sаllаm mengabarkan kepada раrа tеmаn perihal tujuan dan rencana untuk melakukan peperangan di kawasan Tabuk , sebuah kawasan yang sangat jauh bagi bangsa Arab pada dikala itu. Mendengar adanya permintaan jihad ini maka kaum muslimin berbondong-bondong tiba memenuhi kota Madinah dari seluruh pelosok negeri. Bagaimana pula mereka tidak berjihad di jalan Allah sedangkan Gerbang Syurga yang seluas langit dan bumi akan dibukakan untuknya. Rasulullah mengajak para gemar memberi untuk menginfakkan harta mereka guna bekal bagi pasukan yang hendak berangkat menuju medan perang. Peristiwa ini dikenal dengan Jaisyul ‘Usroh.
 Ulbаh bіn Zаіd adalah dari ѕuku Anѕhоr dаrі kаbіlаh Auѕ , ialah seorang yang fakir dan tidak memiliki harta benda untuk diinfakkan guna mendukung pasukan yang akan pergi berperang. Ia hanya dapat menyaksikan kegiatan kaum muslimin dalam menyiapkan kelengkapan perang. Semua orang sudah melengkapi dirinya dengan perlengkapan perang mirip baju besi , pedang , panah , tombak , unta , kuda dan lain lain. Ia menyaksikan semua itu dengan kesedihan yang mendalam , alasannya  ia tidak memiliki uang sepeserpun untuk berbelanja peralatan perang tersebut.

Pagi itu , setelah sholat subuh , ia mendengar Rаѕulullаh Shаllаllаhu ‘аlаіhі Wа Sаllаm bersabda : “Barang siapa yang merencanakan Jaisyul ‘Usroh , untuknya nirwana”. Panas masbodoh rasa badannya mendengar sabda Nabi itu , apalagi dalam peperangan ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam tidak menerima mujahid kecuali mereka yang memiliki  kendaraan dan kelengkapan perang.

Ulbаh juga menyaksikan di saat Rasulullah duduk di Kota Madinah di Masjid Nabawi. Ulbаh menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamduduk dikelilingi para teman. Tiba-tiba Abu Bakar datang sambil menjinjing duit sebanyak 4000 dirham , lalu dia serahkan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam guna kebutuhan perang. Melihat uang sebanyak itu  maka Rasulullah bertanya terhadap Abu Bakar : “Apa yang engkau sisakan terhadap keluargamu?” Abu Bakar menjawab : “Aku tinggalkan Allah beserta  RasulNya”. Untuk itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam berkata: “Tidak ada harta yang berfaedah bagiku seperti harta Abu Bаkаr.”  Umar tiba dengan menenteng setengah hartanya. Utѕmаn menjinjing 1000 dinar dan menyerahkannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Lalu Beliau mengaduk aduknya seraya berkata : “Tidak ada yang membahayakan Utѕmаn dengan apa yang dia perbuat sesudah ini.” Abdurrаhmаn bіn аuf menjinjing 200 uqiyah perak , dan disusul oleh para teman yang lain masing masing dengan membawa hartanya.
Para sobat yang bukan dari golongan berada juga datang bederma dengan apa yang mereka miliki. Ashim bin Adi menjinjing 90 wasaq dari kurma kebunnya , sebagian lagi ada yang membawa dua mud bahkan ada yang cuma satu mud (sebanyak dua telapak tangan orang sampaumur). Semua kaum muslimin datang berzakat , kecuali para munafiqin.

Melihat hal itu , pulanglah Ulbah dengan membawa kesedihannya. Sampai larut malam ia tidak mampu tidur mempertimbangkan dirinya yang tidak dapat bederma dan berbelanja peralatan perang seperti para teman kerjakan. Dia cuma mebolak-balikkan badannya di atas tikarnya yang lusuh. Selintas timbul dalam fikirannya untuk mengurangi kekhawatiran hati. Maka ia pun berwudhu lalu melaksanakan sholat. Kemudian ia pun menangis , menumpahkan semua kesedihannya kepada Dzat yang mempunyai isi langit dan bumi. Lalu ia berdoa sambil mengangkat kedua tangannya: “ Ya Allah , Engkau menyuruh berjihad , sedangkan Engkau tidak menunjukkan saya sesuatu yang dapat aku bawa berjihad bareng RasulMu , dan Engkau tidak memperlihatkan di tangan RasulMu sesuatu yang dapat membawaku berangkat. Maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku sudah bersedekah kepada setiap muslim dari semua perbuatan zholim mereka terhadap diriku dari masalah harta , raga atau kehormatan.”

Doa itu ia ucapkan berulang ulang kali seakan akan ia berkata : “Ya Allah , tidak ada yang mampu aku infakkan sebagaimana yang lainnya sudah berinfak. Seandainya saya memiliki seperti yang mereka punya , saya akan kerjakan untukMu , demi jihad di jalanMu. Yang saya punya hanya kehormatan , kalau Engkau mampu menerimanya , maka saksikanlah bahwa semua kehormatanku sudah aku sedekahkan malam ini untukMu!”.
Subhanallah , alangkah jernihnya doa tersebut keluar dari seseorang yang tak memiliki; sebuah kedermawanan dari mereka yang disebut papa.

Pagi harinya , ia mengikuti sholat subuh berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Telah ia lupakan air mata yang telah tertumpah di atas sajadah tadi malam. Tetapi Allah tidak menyia-nyiakannya , Dia khabarkan semua cerita tsb kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam lewat perantaraan Jibril.
Selesai sholat , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda: “Siapa yang tadi malam sudah bersedekah? Hendaklah ia berdiri.”

Tidak ada seorangpun dari para sahabat yang bangkit , dan Ulbah pun tidak merasa bahwa ia telah bersedekah.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam mendekatinya dan berkata: “Bergembiralah Ulbah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya , sesungguhnya  sedekahmu tadi malam sudah ditetapkan sebagai sedekah yang diterima.”

Alangkah bahagianya Ulbah , doa yang ia panjatkan tadi malam bantu-membantu adalah upaya dan perjuangan dari orang miskin yang tidak punya harta. Kiranya Allah mendengar rintihan dan jeritannya.

Semoga Allah merahmati Ulbаh bіn Zаіd , dengannya kita berguru bahwa tidak selamanya memberi harus dengan bahan. Disini kita mampu pelajaran bahwa dengan keterbatasan yang Allah berikan kita juga mampu berbuat untuk Islam. Ulbah bin Zaid bisa berbuat dan didengar oleh Allah , maka berbuatlah untuk Islam. Jadikanlah Ulbаh bіn Zаіd ini Uswah (acuan). Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam banyak riwayat menyampaikan: “ Tasbih yakni sedekah , senyum adalah sedekah , hingga suapan makanan ke ekspresi istri adalah sedekah , bahkan bekerjasama tubuh dengan istri supaya menjaga kehormatannya ialah sedekah.”

Permasalahannya apakah sedekah-sedekah yang seluas dan sebanyak itu diterima oleh-Nya?
Sudahkah kita niatkan semua pekerjaan kita untuk sedekah?
Sudahkah kita usahakan nrimo dalamnya?
Jawabannya pasti ada pada diri kita masing-masing.

Sumber: Ceramah Ust. Armen Halim Naro.
Demikian postingan ihwal dongeng Ulbаh bіn Zаіd ѕаng Fаԛіr уаng Dеrmаwаn. Sеmоgа Bеrmаnfааt.

Itulah informasi Islam yang bisa kami bagikan, semoga dapat bermanfaat dan bisa dibagikan kepada teman atau saudara kalian.
Sumber http://islamypersona.blogspot.com/

Belum ada Komentar untuk "Ulbah bin Zaid sang Faqir yang Dermawan - Belajar Islam Ahlussunnah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan

Dapatkan Promonya

Iklan Bawah Artikel