Kisah Penjual kambing Kurban - Belajar Islam Ahlussunnah
Senin, 01 Mei 2023
Tambah Komentar
іѕlаmуреrѕоnа.blоgѕроt.соm. Assalamualaikum. Artikel Kali ini ihwal Kіѕаh Pеnjuаl kаmbіng Kurbаn. Selamat membaca.
Seorang реdаgаng bіnаtаng ԛurbаn berkisah wacana pengalamannya: Seorang ibu tiba mengamati barang jualan aku. Dilihat dari penampilannya tampaknya tidak akan bisa berbelanja. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya , “Silahkan bu…” , lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing paling murah sambil bertanya ,”bila yg itu brp Pak?”. “Yang itu 700 ribu bu ,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?” , Tanya kembali si Ibuu. “600 deh , harga segitu untung saya kecil , tetapi biarlah…… .
“Tapi , duit saya cuma 500 ribu , boleh pak?” , pintanya.
Waduh , saya galau , sebab itu harga modalnya , jadinya aku berembug dengan sobat sampai karenanya diputuskan diberikan saja dgn harga itu terhadap ibu tersebut.Sayapun mengantar hewan qurban tersebut
sampai kerumahnya , begitu tiba dirumahnya , “Astaghfirullah…… , Allahu Akbar… , terasa menggigil seluruh badan karena menyaksikan kondisi rumah ibu itu. Rupanya ibu itu cuma tinggal bertiga , dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur , kursi ruang tamu , terlebih perabot mewah atau barang-barang elektronik ,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh. Diatas dipan , tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..berdiri mak , nih lihat aku bawa apa?” ,kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai jadinya terbangun. “Mak , aku telah belikan emak kambing buat qurban , nanti kita antar ke Masjid ya mak….” , kata ibu itu dengan penuh kegembiraan. Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia , sambil mengelus-elus kambing , nenek itu berucap , “Alhamdulillah , balasannya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.
“Nih Pak , uangnya , maaf ya kalau aku nawarnya kemurahan , karena saya cuma tukang basuh di kampung sini , saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang mau diniatkan buat qurban atas nama ibu
aku….” , kata ibu itu Kaki ini bergetar , dada terasa sesak , sambil menahan tetes air mata , aku berdoa , “Ya
Allah… , Ampuni dosa hamba , hamba aib berhadapan dengan hamba-Mu yang niscaya lebih mulia ini , seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.
“Pak , ini ongkos kendaraannya…” , panggil ibu itu ,”telah bu , semoga ongkos kendaraanya aku yang bayar’ , kata aku. Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu bila mata ini sudah berair alasannya tak sanggup
menerima teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran , ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah , jabatan tinggi terlebih kekuasaan , kita bisa mencar ilmu keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan , namun masih saja ada kengganan untuk berkurban , padahal bisa jadi harga
handphone , jam tangan , tas , ataupun aksesoris yang melekat di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor binatang qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan .
[Copas dari kiriman di group WA]
via status Ust Abdullah Sholeh Hadrami
Demikian kali ini mengenai Kіѕаh Pеnjuаl kаmbіng Kurbаn. Sеmоgа Bеrmаnfааt.
![]() |
bіnаtаng kurbаn |
Seorang реdаgаng bіnаtаng ԛurbаn berkisah wacana pengalamannya: Seorang ibu tiba mengamati barang jualan aku. Dilihat dari penampilannya tampaknya tidak akan bisa berbelanja. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya , “Silahkan bu…” , lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing paling murah sambil bertanya ,”bila yg itu brp Pak?”. “Yang itu 700 ribu bu ,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?” , Tanya kembali si Ibuu. “600 deh , harga segitu untung saya kecil , tetapi biarlah…… .
“Tapi , duit saya cuma 500 ribu , boleh pak?” , pintanya.
Waduh , saya galau , sebab itu harga modalnya , jadinya aku berembug dengan sobat sampai karenanya diputuskan diberikan saja dgn harga itu terhadap ibu tersebut.Sayapun mengantar hewan qurban tersebut
sampai kerumahnya , begitu tiba dirumahnya , “Astaghfirullah…… , Allahu Akbar… , terasa menggigil seluruh badan karena menyaksikan kondisi rumah ibu itu. Rupanya ibu itu cuma tinggal bertiga , dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur , kursi ruang tamu , terlebih perabot mewah atau barang-barang elektronik ,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh. Diatas dipan , tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..berdiri mak , nih lihat aku bawa apa?” ,kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai jadinya terbangun. “Mak , aku telah belikan emak kambing buat qurban , nanti kita antar ke Masjid ya mak….” , kata ibu itu dengan penuh kegembiraan. Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia , sambil mengelus-elus kambing , nenek itu berucap , “Alhamdulillah , balasannya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.
“Nih Pak , uangnya , maaf ya kalau aku nawarnya kemurahan , karena saya cuma tukang basuh di kampung sini , saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang mau diniatkan buat qurban atas nama ibu
aku….” , kata ibu itu Kaki ini bergetar , dada terasa sesak , sambil menahan tetes air mata , aku berdoa , “Ya
Allah… , Ampuni dosa hamba , hamba aib berhadapan dengan hamba-Mu yang niscaya lebih mulia ini , seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.
“Pak , ini ongkos kendaraannya…” , panggil ibu itu ,”telah bu , semoga ongkos kendaraanya aku yang bayar’ , kata aku. Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu bila mata ini sudah berair alasannya tak sanggup
menerima teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran , ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah , jabatan tinggi terlebih kekuasaan , kita bisa mencar ilmu keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan , namun masih saja ada kengganan untuk berkurban , padahal bisa jadi harga
handphone , jam tangan , tas , ataupun aksesoris yang melekat di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor binatang qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan .
[Copas dari kiriman di group WA]
via status Ust Abdullah Sholeh Hadrami
Demikian kali ini mengenai Kіѕаh Pеnjuаl kаmbіng Kurbаn. Sеmоgа Bеrmаnfааt.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Penjual kambing Kurban - Belajar Islam Ahlussunnah"
Posting Komentar